Mojokerto-(satujurnal.com) Pasokan beras di tingkat pedagang di sejumlah pasar tradisional di Kota Mojokerto dalam sepekan terakhir tersendat. Terjadi pengurangan pasokan secara signifikan dari tingkatan petani ke pedagang. Selain karena proses pengeringan padi lebih lama karena intensitas curah hujan tinggi, musim panen raya baru akan berlangsung bulan depan disebut-sebut menjadi biang tersendatnya stok beras. Stok terbatas ini memicu kenaikan harga hingga Rp 1.000 per kilogram. “Harga beras sekarang naik Rp 1.000 per kilogram. Kenaikan ini cukup tinggi dan memberatkan konsumen. Sebab, kenaikan harga biasanya tidak lebih dari Rp 500,” kata Gunawan, salah satu pedagang beras di salah satu ruko Pasar Tanjung, Jum’at (20/2/2015). Menurut Gunawan, kenaikan harga beras berlangsung sejak sepekan silam. “Pasokan beras seret karena petani banyak yang belum panen,” katanya. Kalau kondisi normal, lanjut Gunawan, sekali stok bisa mencapai 4 ton beras. Tapi sekarang hanya bisa stok 1 ton saja. “Itu pun beras jenis tertentu. Banyak jenis beras yang stoknya kosong,” ujarnya. Ahmad Fauzi, agen beras di Pasar Tanjung menuturkan, beberapa jenis beras, seperti jenis bramu, pandanwangi hingga IR 64 medium mulai langkah. “Kiriman tak ajeg (rutin) lagi,” ungkapnya. Biasanya, kiriman beras ia terima dari dari Jombang dan Pacet Mojokerto. “Di Sragen dan Ngawi sudah panen tapi ditarik ke daerah lainnya sehingga tidak sampai kesini," imbuhnya. Ujar Fauzi, selain panen telat di sejumlah daerah, penyebab lainnya yakni hujan sehingga petani kesulitan mengeringkan gabah. Ia menyebut harga beras jenis bramu naik dari Rp10.500 per kilogram menjadi Rp11 ribu per kilogram. Beras pandan wangi dari Rp10 ribu per kilogram menjadi Rp11 ribu per kilogram. beras jenis IR 64 medium dari Rp 9 ribu per kilogram menjadi Rp10 ribu per kilogram. Dwi, salah satu konsumen mengeluhkan kenaikan harga beras yang menurutnya lebih dari wajar. Ia gamang, jika kenaikan tak terkendali, berimbas pada pemenuhan kebutuhan pokok lainnya. “Jatah untuk beli sembako bisa banyak tersedot untuk urusan beras saja,” ucapnya. Ia berharap Bulog segera turun tangan dengan menggelar operasi pasar khusus agar terjadi stabilitas harga beras di pasaran. (one)
Minggu, 22 Februari 2015
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar