Jakarta – PT Intiland Development Tbk (DILD) menargetkan pendapatan penjualan (marketing sales)
pada tahun ini sebesar Rp 3 triliun, meningkat 18 persen dari realisasi
tahun lalu sebesar Rp 2,5 triliun. Perseroan bakal meluncurkan beberapa
proyek baru pada tahun ini untuk mendongkrak raihan marketing sales.“Kami optimistik industri properti akan recovery dan kami
akan meluncurkan beberapa proyek baru untuk meningkatkan kinerja tahun
2015,” ungkap Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied
Noto Pradono, dalam keterangan tertulis, Selasa (13/1).
Keyakinan tersebut mempertimbangkan masih tingginya tingkat kebutuhan
masyarakat terhadap produk properti, baik untuk keperluan hunian,
bisnis, maupun investasi.Pada 2014, Intiland berhasil mencatatkan marketing sales
pada 2014 sebesar Rp 2,5 triliun. Segmen pengembangan superblok dan
kawasan terpadu berkontribusi paling besar, yaitu sebesar Rp 1,2 triliun
atau 47 persen.
Archied mengungkapkan bahwa pada 2014 tantangan yang dihadapi
industri properti cukup berat. “Selain kondisi perekonomian kurang
mendukung dan pasar properti yang cenderung melemah, juga disebabkan
dilaksanakan pemilihan umum pada tahun lalu,” ungkapnya
Dia melanjutkan, kendati demikian perseroan berhasil mengeksekusi
sejumlah strategi kunci untuk mempertahankan kinerja usaha. Salah satu
fokus utama yang dilakukan adalah mengembangkan proyek-proyek skala
besar dan jangka panjang disertai dengan penerapan konsep pemasaran yang
tepat.
“Pengembangan segmen superblok dan kawasan terpadu mampu memberikan
kontribusi signifikan bagi pertumbuhan usaha Intiland. Kami menyiapkan
sejumlah proyek baru di segmen ini untuk diluncurkan tahun ini,” papar
Archied.
Dari total pendapatan penjualan tahun 2014, segmen pengembangan
superblok dan kawasan terpadu menjadi kontributor terbesar dengan nilai
mencapai Rp 1,2 triliun atau 47 persen. Berikutnya berasal dari segmen
pengembangan residensial, baik dari produk apartemen maupun perumahan,
senilai Rp 909 miliar atau 36 persen.
“Segmen pengembangan kawasan industri memberikan kontribusi sebesar
Rp 257 miliar atau 10 persen, sementara segmen properti investasi
berkontribusi Rp 178 miliar atau 7 persen,” jelas Archied.
Archied melanjutkan, proyek pengembangan kawasan perkantoran terpadu
South Quarter di TB Simatupang, Jakarta Selatan tercatat menjadi
kontributor terbesar dengan nilai marketing sales Rp 609 miliar
atau 24 persen. Berikutnya berasal dari Aeropolis, pengembangan proyek
kawasan terpadu di dekat bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng yang
memberikan kontribusi sebesar Rp 369 miliar atau 14,5 persen.
Selain kedua proyek tersebut, beberapa proyek lainnya juga berhasil
memberikan kontribusi signifikan bagi perseroan. Salah satunya adalah
Regatta, apartemen ikonik di Pantai Mutiara, Jakarta Utara yang
memberikan kontribusi Rp 294 miliar atau 12 persen. Kawasan Industri
Ngoro Industrial Park di Mojokerto memberikan kontribusi sebesar Rp 257
miliar atau 10 persen. Pengembangan kawasan perumahan di Jakarta
Selatan, Serenia Hills tercatat memberikan kontribusi Rp 216 miliar atau
9 persen.
Sementara itu, apabila ditinjau berdasarkan tipe pengembangan maka pendapatan dari pengembangan (development income)
masih menjadi kontributor utama dengan pencapaian marketing sales Rp
2,36 triliun atau 93 persen. Sisanya sebesar tujuh persen atau Rp 178
miliar diperoleh perseroan dari pendapatan berkelanjutan (recurring income).
Penulis: FIK/FMB Sumber:Investor Daily
Posting Komentar