MAJA mojokerto
| Rencana Mustofa Kamal Pasa (MKP), Bupati Mojokerto membangun akses
jalan menuju puncak gunung Penanggungan ala wisata gunung Bromo dikutuk
para pecinta alam (PA) se-Jawa Timur. Para pendaki yang tergabung dalam
gerakan Save Pawitra itu menggalang tanda tangan dari ratusan pendaki
dari berbagai daerah di Jawa Timur. Alasannya, pembangunan jalan menuju
puncak dinilai akan merusak ekosistem hutan dan situs cagar budaya
gunung Penanggungan yang belum tergali. ”Situsnya akan hilang, lagian
gunung Penanggungan kan sudah ditetapkan gubernur sebagai cagar budaya
tingkat provinsi,” ujar relawan pendakian gunung Pawitra, Yahya
Setianto. Minggu, (25/01).
Sajak hari sabtu sampai minggu sore, ratusan pendaki dari Surabaya, Pasuruan, Mojokerto, Gresik, Tuban, Bangkalan, Malang dan lainnya berkumpul di pos Tamiajeng untuk membubuhkan tanda tangan mereka diatas spanduk warna putih berukukuran 6x2 meter berlatar belakang gunung penanggungan. Dalam spanduk itu juga terpampang jelas tuliasan save Pawitra (nama lain gunung Penanggungan) yang sangat besar. ”Kami sudah berkoordinasi dengan PA se-Jatim, mereka sepakat dan akan segera datang kesini (Pos Tamiajeng.red),” imbuh Yahya. Dalam beberapa hari kedepan, lanjut Yahya, pembubuhan tanda tangan ini mencapai ribuan, untuk selanjutnya akan diserahkan oleh perwakilan kelompok ke kantor Pemerintah Kabupaten Mojokerto sebagai bukti bahwa rencana Bupati MKP ditolak. ”Minggu depan akan kami serahkan spanduk ini, supaya pemkab tahu upaya kami melindungi alam dan cagar budaya yang terancam oleh rencana pembangunan,”pungkasnya. (bag)
Sajak hari sabtu sampai minggu sore, ratusan pendaki dari Surabaya, Pasuruan, Mojokerto, Gresik, Tuban, Bangkalan, Malang dan lainnya berkumpul di pos Tamiajeng untuk membubuhkan tanda tangan mereka diatas spanduk warna putih berukukuran 6x2 meter berlatar belakang gunung penanggungan. Dalam spanduk itu juga terpampang jelas tuliasan save Pawitra (nama lain gunung Penanggungan) yang sangat besar. ”Kami sudah berkoordinasi dengan PA se-Jatim, mereka sepakat dan akan segera datang kesini (Pos Tamiajeng.red),” imbuh Yahya. Dalam beberapa hari kedepan, lanjut Yahya, pembubuhan tanda tangan ini mencapai ribuan, untuk selanjutnya akan diserahkan oleh perwakilan kelompok ke kantor Pemerintah Kabupaten Mojokerto sebagai bukti bahwa rencana Bupati MKP ditolak. ”Minggu depan akan kami serahkan spanduk ini, supaya pemkab tahu upaya kami melindungi alam dan cagar budaya yang terancam oleh rencana pembangunan,”pungkasnya. (bag)
Posting Komentar