Candi Gentong
merupakan satu kesatuan dengan Candi Tengah dan Candi Gedong. Karena
dianggap punya peran besar dalam rekonstruksi peninggalan Majapahit,
pemerintah melalui proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Bekas Kota Kerajaan Majapahit berusaha untuk melakukan penggalian.
Hasilnya, ditemukan stupa dan arca-arca Buddha., Di luar itu, ditemukan
fakta denah sebuah candi yang organisasi ruangnya unik, bahkan boleh
dibilang paling unik di Indonesia.
Denah
Candi Gentong tersusun dari tiga bangunan bujur sangkar yang memusat.
Bujursangkar pertama atau yang paling kecil, meiliki panjang dan lebar
9,25 meter. Lalu bangunan kedua, berukuran 11,40 dan bangunan ketiga
berukuran 23,5X23,5 meter.
Candi Gentong
Candi Gentong
Kenyataan
yang ada di Candi Tikus, Gapura Wringin Lawang dan Candi Bajang Ratu,
sangat berbeda dengan realitas yang ada di Candi Menakjinggo, Candi
Gentong, Candi Sumur Upas, Candi Kedaton, dan Situs Sentonorejo atau
Situs Lantai Segi Enam.
Misalnya
di Candi Menakjinggo yang terletak di Dukuh Unggah-Unggahan, Desa
Trowulan. Pengunjung hanya disuguhi puing-puing dan pondasi candi yang
berhias lumut dan berserakan. Meski begitu, Menakjinggo tetap menyimpan
pesona. Misal, di sisi batu-batuan andesit itu ada serpihan relief yang
diam-diam menyimpan banyak cerita. Diantaranya kisah petualangan Si
Kancil yang dengan cerdik berhasil menaklukkan buaya.
Selebihnya,
ada beberapa bagian candi dipindah ke Balai Penyelamatan Arca Trowulan.
Misalnya, dua relief berukuran besar yang menggambarkan seorang wanita
berbadan ikan dan raksasa bersayap yang dikenal dengan sebutan Arca
Menakjinggo. Sedangkan sejumlah arkeolog mengatakan, arca ini bernama
Arca Garuda.
Di kalangan masyarakat sekitar, candi ini dikenal
dengan sebutan Sanggar Pamelengan. Konon, candi ini dibangun
Menakjinggo, Bupati Blambangan, sebagai bentuk pemujaan atau pamelengan
pada Ratu Kenconowungu.
Sama dengan Candi
Menakjinggo, di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, terdapat sebuah candi
yang diawal penemuannya sempat mengejutkan masyarakat. Mengutip catatan
Edi Pion, Arkeolog yang tinggal di Mojokerto, candi berukuran 23,5X23,5
meter dan tinggi 2,45 meter ini relatif lebih besar dibanding Candi
Brahu, Wringin Lawang, bahkan Bajangratu. Berdasar beberapa catatan
jaman Belanda, bangunan ini dikenal sebagai Candi Gentong.
Misalnya
dalam Rapporten Oudheidkundige Commisie disebutkan, tahun 1907, di Desa
Trowulan terdapat Candi Gentong yang tinggal puing-puing. Fakta ini
diperkuat dengan tulisan NJ Krom di Inleiding tot de Hindoe Javaansche
Kuns pada tahun 1923 dan pernyataan Maclaine Pont, pendiri Museum
Trowulan.
Berdasar analisa carbon dating
yang diteliti di Pusat Pengembangan dan Penelitian Geologi Bandung,
diketahui, candi ini dibangun pada tahun 1370. Artinya, Candi Gentong
berasal dari zaman pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389). Dari data
denah bangunan didukung temuan-temuan arkeologis lain, Candi Gentong
dulu merupakan bangunan stupa yang relatif besar di bagian pusat,
kemudian dikelilingi oleh stupa-stupa yang lebih kecil.
Posting Komentar